Haiiii
semuanyaaaa… di postingan kali ini saya akan membahas tentang wawancara dan
observasi.
Wawancara
Wawancara menurut Stewart dan Cash (2014)
adalah sebuah proses dyadic atau dua pihak. Sedangkan
menurut Kaplan dan Saccuzzo (2013), wawancara adalah metode untuk mendpatkan
data atau informasi tentang seseorang. Seperti yang dikatakan oleh Stewart dan
Cash wawancara merupakan proses dyadic atau
melibatkan dua pihak yaitu interviewer dan
interviewee. Sebuah wawancara
merupakan sebuah perbincangan dan berkembang lebih dari perbincangan lainnya.
Menurut Stewart dan Cash (2014) bentuk wawancara dibagi menjadi dua yaitu
tradisional dan non-tradisional.
a. Wawancara
tradisional yaitu :
·
Wawancara memberi informasi.
·
Wawancara mengumpulkan informasi.
·
Wawancara seleksi.
·
Meninjau perilaku responden.
·
Meninjau perilaku pewawancara.
·
Persuasif.
b. Wawancara
non-tradisional, yaitu :
·
Wawancara yang terfokus pada kelompok.
·
Wawancara telepon.
·
Wawancara konferensi video.
·
Wawancara E-mail.
·
Wawancara virtual.
Sedangkan menurut
Herdiansyah (2012) bentuk wawancara ada tiga yaitu wawancara terstruktur,
wawancara semi-terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam wancara ada
yang namanya panduan wawancara yng merupakan sebuah garis besar, tinjauan tentang uraian dasar-dasar yang menetapkan
struktur yang jelas dan sistematis pada wawancara yang telah melalui pengkajian
selama bertahun-tahun (Stewart & Cash, 2014). Perencanaan wawancara
Stewart dan Cash (2014) membaginya menjadi 4 yaitu wawancara tidak terencana,
wawancara cukup terencana, wawancara sangat terencana dan wawancara sangat
terencana dengan tertandarisasi. Dalam pembukaan wawancara ada tiga cara yaitu,
a. Proses dua langkah, yaitu membangun hubungan kesesuaian dan orientasi
kepada pihak lain.
b. Teknik
Pembukaan verbal, yaitu sebutkan tujuan, meringkas sebuah masalah, jelaskan
bagaimana masalah ditemukan, Menawarkan sebuah insentif atau hadiah, permintaan
saran atau bantuan, mengenal posisi responden.
c. Teknik
pembukaan komunikasi nonverbal, yaitu territorial, wajah, penampilan, sentuhan
dan membaca komunikasi nonverbal.
Pedoman
menutup wawancara antara lain, penutupan seperti pembukaan adalah sebuah dialog
bukan monolong. Jadilah jujur dan tulus dalam menutup dan jangan membuat janji
yang tidak dapat anda tepati, jaga kecepatan wawancara dengan hati-hati jadi
Anda tidak terlalu tergesa-gesa dalam menutup wawancara, berhati-hati bahwa
pihak lain akan memerhatikan dan mengartikan semua yang Anda katakan dan
lakukan, biarkan pintu terbuka dan mungkin tentukan kapan Anda akan menghubungi
responden lagi, dan jangan mengenalkan topik baru atau ide akan sesuatu saat
wawancara secara fakta atau psikologi telah berada di akhir. Kemudian ada
teknik dalam menutup wawancara yaitu, penawaran menjawab pertanyaa, gunakan
pertanyaan penerimaan, nyatakan penyelesaian dari tujuan utama, buat pertanyaan
pribadi, buat pertanyaan professional, tanda waktu habis, jelaskan alasan
penutupan, ungkapkan terima kasih atau kepuasan, atur pertemuan berikutnya,
ringkasan wawancara.
Observasi
Catwright & Catwright (dalam Herdiansyah, 2012) mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam”
perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan
dari observasi adalah mendeksripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari
perspektif mereka yang terlibat dari kejadian yang diamati tersebut.
Ada 5
metode dalam observasi yaitu,
1. Anecdotal record
Merupakan salah satu metode
dalam observasi dimana peneliti melakukan observasi dengan hanya membawa kertas
kosong untuk mencatat perilaku yang khas dan unik dari seseorang.
2. Behavioral checklist
Biasa disebut checklist
merupakan suatu metode dalam observasi yang mampu memberikan keterangan
mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang di observasi dengan memberikan
tanda (√) jika perilaku yang di observasi muncul.
3.
Participation
charts
Metode ini hampir sama dengan metode
cheklist yaitu melakukan observasi, merekam atau mencatat perilaku yang muncul
atau tidak muncul dari subyek yang di observasi secara simultan dalam suatu
kegiatan tertentu.
4. Behavior tallying and charting
Metode ini memiliki
kelebihan yaitu mampu menguantivikasikan perillaku yang muncul dalam suatu
rentang waktu yang di tentukan.
5.
Rating
Scale
Metode ini hampir sama dengan
behavioral cheklist atau partisipant charts, yaitu mencatat perilaku sasaaran
yang di munculkan oleh subyek atau observee. Perbedaanya terletak pada
kebutuhan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas dari perilaku yang di teliti.
Kelebihan
dan kelemahan dari observasi yaitu,
a. Kelebihan
·
Dapat melihat langsung apa yang sedang di kerjakan
oleh subyek hingga pada hal-hal yang mendetail, pekerjaan-pekerjaan rumit yang
kadang kadang sulit untuk diterangkan.
·
Dapat menggambarkan lingkungan fisik dengan lebih
detail, misalnya tata letak ruangan, peralatan, penerangan, ganguan, dll.
·
Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu unit pekerjaan tertentu.
b. Kelemahan
·
Adanya bias
peneliti seperti peneliti terlalu baik atau terlalu “pelit” dalam memberikan
penilaian terhadap perilaku yang muncul
·
Perilaku yang
dimunculkan pada saat dilakukan observasi terkadang tidak mempresentassikan
perilaku dan kondisi yang sebenarnya.
·
Orientasi
peneliti misalnya ketika seseorang yang di observasi berpakaian rapih dan
berperilaku sopan sehingga jika peneliti menjunjung tinggi kerapian dan
kesopanan, kecenderungan untuk memberikan penilaian yang netral akan terganggu.
0 komentar:
Posting Komentar